Dongeng Ampuh Tanamkan Nilai Kehidupan

Menanamkan nilai kehidupan sejak dini pada anak memang tidak mudah. Diperlukan trik khusus agar anak memahami nilai kahidupan. Salah satu cara yang mudah dan efektif adalah dengan mendongeng.
Dongeng bisa menjadi cara yang menarik untuk menanamkan suatu konsep atau pemikiran. Sejak dahulu dongeng diyakini memiliki kekuatan paling ampuh untuk mengajarkan nilai-nilai moral, budi pekerti, dan konsep dunia lainnya pada anak-anak.

Sebut saja dongeng tentang Mahabharata dan Ramayana dari India yang menceritakan tentang kepahlawanan. Tak kalah luar biasa, Indonesia juga memiliki dongeng yang dapat menjadi bahan ajar untuk anak-anak seperti cerita si kancil yang mengajarkan banyak nilai moral dan kearifan lokal.

Psikolog Octaviani Ranakusuma, M.Psi,BA dari Universitas Yarsi mengatakan dongeng dapat membuat anak lebih mudah memahami aturan dunia yang begitu kompleks melalui dongeng yang sederhana daripada mendengar begitu banyak larangan dan aturan.

“Dengan mendongeng orang tua atau guru dapat menyampaikan tentang aturan dunia, dengan cara yang tidak kaku,” ungkap Octaviani pada seminar ‘Mendidik Melalui Dongeng di Jakarta, Selasa (2/6).

Seorang ahli jiwa psikiatri dari Harvard, AS, Lawrence Kutner, Ph.D bahkan mengatakan, dongeng dapat mengajak anak memasuki pengalaman hidup tanpa resiko. Anak juga dapat memetik hikmah dengan mengidentifikasi diri dengan tokoh cerita.

Sungguh luar biasa kemampuan dongeng untuk menanamkan nilai kebaikan. Namun Octaviani juga menyarankan agar orang tua teliti pada saat memilih dongeng yang akan diceritakan pada anak.

“Sesuaikan dengan usia anak. Apalagi ketika saat mendongeng orang tua juga memperlihatkan buku bacaannya,” imbuh Octaviani.

Dia memaparkan beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua saat ingin mendongeng. Untuk memilih buku cerita, perhatikan panjang ceritanya. Anak biasanya tidak akan bisa berlama-lama pada satu hal. Pilihlah cerita dengan durasi sekitar 10 sampai 15 menit. Saat anak mulai bosan biarkan dia melakukan apa yang dia mau.

“Akan mudah menanamkan sebuah konsep ketika anak sedang rileks. Untuk mendapatkan keadaan rileks pada anak cukup sulit. Biasanya anak akan tahan mendengarkan dongeng hanya sekitar 15 menit,” paparnya.

Pilihlah cerita sesuai dengan tingkat pemahaman anak. Untuk anak-anak usia dini, pilihlah cerita yang sesuai dengan kegiatan keseharian mereka atau apa yang mereka temui di sekitarnya. Misalnya tentang hewan, warna, makan atau bermain ayunan.

Sesuaikan Usia

Untuk anak mulai memasuki usia sekolah dasar, orang tua dapat memilihkan buku yang lebih panjang dan sulit. Sehingga secara tidak langsung buku tersebut dapat membantu anak memperkaya perbendaharaan kosakata dan pengetahuannya.

Agar anak tertarik pada dongeng yang akan diceritakan, orang tua dapat memilih buku cerita dengan penyajian visual yang menarik. Anak-anak berusia dini, dikatakan Octaviani akan lebih menyukai ilustrasi yang sederhana dengan warna-warna yang mencolok.

Gambar pada buku cerita harus jelas, tidak terlalu ramai dan seharusnya dapat menjelaskan cerita bahkan tanpa teks di dalamnya. Terlebih, secara psikologi, Octaviani anak-anak usia taman kanak kanak akan sangat menggunakan imajinasi ketika mereka mendengar cerita atau melihat gambar.

” Membacakan cerita atau mendongeng juga dapat menegmbangakan imajinasi anak. Untuk itu orang tua harus hati-hati. Hindari cerita yang eksplisit menyeramkan, mengandung pornografi atau kekerasan,” ingat Octaviani.

Mendongeng memang terdengar kuno. Namun dengan mendongeng para tetua jaman dulu menanamkan nilai-nilai kehidupan pada anak ananknya.Selain mudah dan mengasyikan, Ocataviani meyakini dengan mendongeng artinya orang tua telah memberikan kalori gizi bagi otak anak saat tumbuh kembangnya.

Mendongeng atau membacakan cerita untuk anak memiliki banyak manfaat bagi masa depan anak. Ikatan emosional yang terbangun akan memperkuat kecerdasan emosi anak. Cerita yang dihadirkan akan merangsang daya imajinasi anak yang akan memupuk kreativitas dan ide-ide baru. Ayo tunggu apa lagi, luangkan waktu untuk bercerita tentang dunia pada buah hati. (cr1/rin)

Sumber: Republika Online (republika.co.id)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *