Ketika Anak Malas Sekolah, Apa yang Harus Dilakukan?

Siapapun pasti akan setuju dengan kalimat, pendidikan itu penting. Apalagi pendidikan menyangkut si buah hati. Tapi bagaimana jadinya jika kemudian si buah hati tiba-tiba menjadi malas untuk pergi ke sekolah. Banyak ditemui seorang anak merasa takut kembali bersekolah ketika tahun ajaran baru.

Pada beberapa kasus, sekolah dianggap sebagai hal yang mengerikan bagi anak sehingga ia melakukan segala upaya agar tak kembali ke sana. Waspadai jika anak yang biasa rajin ke sekolah, tiba-tiba enggan berangkat. Menyelidiki apa yang terjadi, merupakan langkah terbaik yang harus dilakukan orangtua. Mempersiapkan diri untuk berangkat ke sekolah adalah awal paling penting bagi anak-anak. Seperti aktivitas rutin yang dimulai dari bangun tidur, sarapan pagi, mempersiapkan buku, hingga berangkat sekolah. Kegiatan rutin di pagi hari tersebut tidak akan menjadi beban bagi orangtua jika si anak menjalaninya dengan senang hati dan gembira. Sebaliknya, orangtua akan bingung jika tiba-tiba anak enggan bangun pagi, menolak sarapan, ataupun malas mengenakan seragam untuk sekolah. Jika biasanya anak bersemangat bercerita tentang aktivitas di sekolah, tapi belakangan tiba-tiba sering melamun dan bermalas-malasan, seperti malas mengerjakan PR, belajar sampai-sampai malas berangkat ke sekolah, orangtua sebaiknya jangan langsung memarahi atau menghukum anak. Orangtua harus jeli dan bijak mencari penyebab anak berperilaku demikian. Sebab, jika tidak jeli bisa saja anak akan semakin membenci sekolah dan bahkan trauma. Penelitian dilakukan seorang dokter anak dari Pediatric Medical Associates di Pennsylvania, Jeremy Lichtman MD yang mengungkap banyak hal penyebab anak tiba-tiba malas sekolah. Seperti alasan terlalu banyak tugas seperti pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan di rumah, lingkungan sekolah yang tidak nyaman, bahkan anak tidak percaya diri ketika berada di sekolah.PR memang tugas sekolah yang harus dikerjakan di rumah. Tetapi jika terlalu banyak, bisa-bisa membuat si kecil terbebani PR yang terlalu banyak Orangtua harus aktif mengetahui tugas-tugas apa saja yang diberikan guru pada anak. Periksalah tenggang waktu penyerahan tugas yang ditentukan guru. Bantulah anak dalam mengerjakan PR, namun bukan berarti orangtua yang mengerjakannya. Biarkan si kecil yang mengerjakan sendiri PR-nya, tugas orangtua hanyalah membimbing dan mengoreksi apakah yang dikerjakannya sudah benar. Lingkungan Sekolah yang Tidak Nyaman Faktor lain yang perlu diwaspadai ketika anak malas berangkat ke sekolah adalah lingkungan sekolah yang tidak nyaman. Faktor itu biasanya disebabkan karena anak sering dijahili teman-temannya, bahkan bisa jadi dimintai uang. Kejadian seperti ini merupakan sesuatu yang sering didengar dan harus betul-betul diwaspadai orangtua agar anak tidak menjadi penakut atau bahkan trauma karenanya. Saat menghadapi hal seperti itu, disarankan agar orangtua segera mengambil tindakan. Tindakan itu bisa dengan menghubungi kepala sekolah dan ceritakan keluhan yang dihadapi si kecil saat sekolah. Mintalah kepala sekolah untuk menyelesaikannya dengan baik. Jika ternyata hal itu tidak juga bisa diatasi, jangan segan memindahkan anak ke sekolah yang bisa menjamin keamanan si kecil. Yang penting anak tidak menjadi korban. Rasa rendah diri Penyebab lainnya, anak memiliki rasa rendah diri dan sulit bergaul dengan teman seusia. Hal itu membuat anak benar-benar tidak tertarik berangkat ke sekolah, karena di benaknya, sudah tertanam bahwa di sekolah dirinya tidak akan memiliki teman. Katakan pada anak bahwa dia sudah lebih beruntung dibandingkan dengan teman-temannya yang cacat ataupun kurang mampu. Paling penting, saat anak enggan ke sekolah, Anda perlu mendampinginya dengan kesabaran. Bersikaplah bijaksana tanpa menggunakan emosi berlebih saat menghadapi anak yang malas sekolah. Jika anak berkeras tidak mau sekolah, dekatilah anak dengan lembut dan penuh kasih sayang. Lama kelamaan anak akan mengungkapkan masalah dan alasan mengapa ia enggan masuk sekolah. Sebagai orang tua, bantu anak mengatasi masalahnya secara bertahap. (Dikutip dari berbagai sumber)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *